Langsung ke konten utama

Unggulan

Menyambung Tali Silaturrahim

    Ramadhan telah berlalu, kaum muslimin menyambut hari kemenangan mereka di hari raya idul fitri 1437 H. sebagaimana kabiasaan masyarakat muslim Indonesia di hari raya adalah saling mengunjungi kaum muslimin yang lainnya, baik keluarga, tetangga, kerabat dan lainnya.

Adab-adab membaca Al-Qur`an



http://frizcal.blogspot.co.id/search/label/Al-Qur%60an
Al-Qur`an adalah Kalamullah sudah pasti tatkala berhadapan dengan Al-Qur`an harus memperhatikan adab-adabnya. Para ulama terdahulu sangat memperhatikan adab-adab bersama Al-Qur`an, mulai sebelum membaca dan setelah membacanya.
Beberapa adab-adab penting yang perlu diperhatikan saat membaca Al-Qur`an:
1. Niat yang ikhlas karena Allah, mengharapkan pahala dan ridho Allah semata, tidak untuk dilihat oleh orang lain atau didengar oleh orang lain karena suaranya bagus atau yang lainnya yang diperuntunkan untuk makhluq.
2. Disunnahkan membaca Al-Qur`an dalam keadaan suci, namun diperbolehkan membacanya dalam keadaan berhadats oleh beberapa ulama, sebagaimana perkataannya Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)
Namun ini berkaitan dengan membaca tidak untuk menyentuh Al-Qur`an, karena anbi bersabda:
عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ
Dari Abu Bakr bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).
3. Disunnahkan membaca Al-Qur`an mulut dalam keadaan bersih atau bersiwak terlebih dahulu sebelum memabacanya.
4. Menghadap ke qiblat saat membaca Al-Qur`an dan duduk dengan penuh ketenangan,
5. Mengawali bacaan dengan Ta’awwudz, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang beribadah lainnya seperti sholat, serta tidak perlu mengeraskan suaranya atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih atau pelan secara khusyu’.
Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
6. Membaca “bismillahir rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat At-Taubah),
7. Membaca Al-Qur`an dengan penuh kekhusu’an dan juga mentadabburi(mendalami makna) ayat-ayat yang dibaca.
Perintah untuk mentadabburi Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa ayat, diantaranya:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Hadits yang membicarakan tentang perintah untuk tadabbur banyak sekali. Perkataan ulama salaf pun amat banyak tentang anjuran tersebut. Ada cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama salaf) yang hanya membaca satu ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan di waktu malam hingga datang Shubuh. Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an karena saking mentadabburinya hingga pingsan. Lebih dari itu, ada di antara ulama yang sampai meninggal dunia ketika mentadabburi Al-Qur’an.” (At-Tibyan, hlm. 86). Semoga Bermanfaat, wallahu waliyyut taufiq.

Komentar

Postingan Populer