Al-Qur`an adalah Kalamullah sudah pasti tatkala berhadapan
dengan Al-Qur`an harus memperhatikan adab-adabnya. Para ulama terdahulu sangat
memperhatikan adab-adab bersama Al-Qur`an, mulai sebelum membaca dan setelah
membacanya.
Beberapa adab-adab penting yang perlu diperhatikan
saat membaca Al-Qur`an:
1. Niat yang ikhlas karena Allah, mengharapkan pahala dan ridho Allah
semata, tidak untuk dilihat oleh orang lain atau didengar oleh orang lain
karena suaranya bagus atau yang lainnya yang diperuntunkan untuk makhluq.
2. Disunnahkan membaca Al-Qur`an dalam keadaan suci, namun
diperbolehkan membacanya dalam keadaan berhadats oleh beberapa ulama,
sebagaimana perkataannya Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca
Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh,
akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal.
58-59)
Namun ini
berkaitan dengan membaca tidak untuk menyentuh Al-Qur`an, karena anbi bersabda:
عَنْ أَبِى
بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَتَبَ إِلَى أَهْلِ الْيَمَنِ كِتَابًا
فَكَانَ فِيهِ لاَ يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلاَّ طَاهِرٌ
Dari Abu Bakr
bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, sesungguhnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menulis surat untuk
penduduk Yaman yang isinya, “Tidak boleh menyentuh Al-Qur’an melainkan orang
yang suci”. (HR. Daruquthni no. 449. Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh
Al-Albani dalam Al-Irwa’ no. 122).
3. Disunnahkan membaca
Al-Qur`an mulut dalam keadaan bersih atau bersiwak terlebih dahulu
sebelum memabacanya.
4. Menghadap ke qiblat saat membaca Al-Qur`an dan duduk dengan penuh
ketenangan,
5. Mengawali bacaan
dengan Ta’awwudz, Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan
bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari
(godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Membaca
Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang beribadah lainnya seperti
sholat, serta tidak perlu mengeraskan suaranya atau di tempat yang banyak
orang. Bacalah dengan suara yang lirih atau pelan secara khusyu’.
Rosululloh shollallohu
‘alaihiwasallam bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian
bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang
lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain
pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).
6. Membaca “bismillahir
rahmanir rahim” di setiap awal surat selain surat Bara’ah (surat
At-Taubah),
7. Membaca Al-Qur`an
dengan penuh kekhusu’an dan juga mentadabburi(mendalami makna) ayat-ayat yang
dibaca.
Perintah untuk
mentadabburi Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa ayat, diantaranya:
أَفَلَا
يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah
mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS.
Muhammad: 24)
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ
أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah
sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran.” (QS. Shaad: 29)
Imam Nawawi rahimahullah
menyatakan, “Hadits yang membicarakan tentang perintah untuk tadabbur banyak
sekali. Perkataan ulama salaf pun amat banyak tentang anjuran tersebut. Ada
cerita bahwa sekelompok ulama teladan (ulama salaf) yang hanya membaca satu
ayat yang terus diulang-ulang dan direnungkan di waktu malam hingga datang
Shubuh. Bahkan ada yang membaca Al-Qur’an karena saking mentadabburinya hingga
pingsan. Lebih dari itu, ada di antara ulama yang sampai meninggal dunia ketika
mentadabburi Al-Qur’an.” (At-Tibyan, hlm. 86). Semoga Bermanfaat, wallahu
waliyyut taufiq.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan sampaikan yang ingin anda sampaikan ^_^
Share jika bermanfaat ^^